indrajit

indrajit
indrajit

Minggu, 21 Maret 2010

Cerita Wayang Indreajit Gugur



Indrajit  Gugur

Perang Alengkadiraja, ternyata juga menewaskan beberapa anak  Prabu Dasamuka, Trisirah,  Trikaya, 

Trimurda,Trinetra semuanya  tewas dalam medan laga ketika  menghadapi para kesatria Panca wati, 

Anoman, Anggada dan  Anila.  Ketika anak Prabu Dasamuka dengan dewi Sayempraba, bernama

Pratalamaryam maju ke medan laga, maka saudara tirinya Trigangga, anak Sayempraba dengan Anoman,

yang melihat kedatangan Pratalamaryam segera menghampiri. Dimintanya Pratalamaryana agar berpihak pada

Prabu Rama. Pratalamaryam menjadi marah, perkelahian tidak terelakkan. Dalam perkelahian kedua kakak

beradik ini, menewaskan Pratalamaryam. Menambah jumlah putera Prabu Dasamuka yang mati ditangan

pasukan Rama.

Melihat kematian saudara-saudaranya,Bukbis, maju ke medan laga untuk membalas kematian saudara

saudaranya. Dengan  kekuatan andalannya  sorot api dari mata ketiganya, membuat bala Pancawati banyak

yang tewas terbakar. Secara bergantian satria Pancawati melawan  Bukbis. Bukbis, memiliki sorotan api dari

mata ketiganya. Api membakar pasukan Anggada, Demikian pula dengan Anila mengalami hal yang serupa.

Pasukan kera menjerit jerit kepanasan terpanggang api. Melihat kesengsaraan perajurit kera, Wibisana

mengarahkan panahnya ke sekumpulan mega mendung dilangit, hingga hujan turun dengan derasnya. Apipun

padam.  Wibisana memerintahkan Anoman untuk membawa kaca cermin dalam menghadapi sinar api

Bukbis. Kaca cermin telah disiapkan oleh Anoman.  Perkelahian  Bukbis dengan Anoman terjadi. Ketika

mata ketiga  Bukbis mulai memancarkan sinar yang menyilaukan mata, Anoman sudah siap menjemputnya.

Anoman segera meloncat kesamping kaca,  menghindar dari serangan sinar api, dan menahannya dengan kaca cermin tersebut. Sehingga sinar api yang diarahkan ke Anoman mengenai cermin, dan sinar api  yang mengenai cermin, kemudian

berbalik kembali kearah Bukbis, sehingga Bukbis terbakar dengan sendirinya. Pasukan Pancawati bersorak sorai

menyambut kemenangan. Pasukan Prabu Rama semakin maju memasuki wilayah dalam Kotaraja  Negeri

Alengka.



Sementara itu anak kesayangan Prabu Dasamuka, Indrajit atau Megananda, menjadi amat gusar, ketika

melihat saudara saudaranya tewas di medan pertempuran. Indrajid maju menghalangi Perajurit Rama, yang

sedang bergerak maju memasuki ibukota Alengka. Indrajit telah siap dengan  Pusaka Nagapasa. Panah yang

berbentuk ular naga itu dilepas kearah pasukan Pabu Rama, Panah Nagapasa milik Indrajit menjadikan hujan

ular di medan laga. Ular ular itu mengandung  bisa ular yang mematikan. Prabu Rama dan Laksmana tidak

luput kena gigitan ular, yang menjadikan tidak sadarkan diri. Melihat keadaan ituWibisana menciptakan ribuan

burung Garuda, yang segera menyambar nyambar ular ular ciptaan  Indrajit. Ularpun habis di makan burung

garuda ciptaan Wibisana. Wibisana kemudian i mendekati Indrajit dan mengingatkan agar Indrajit segera

menghentikan serangan senjata Nagapasa. Indrajit menjadi marah. Ia mengatakan bahwa pamannya,

Wibisana adalah seorang pengkhianat, dan tidak pantas ditaati. Indrajit masih saja menggunakan panah

Nagapasa untuk menyerang pasukan Suwelagiri.Sedangkan burung Garuda terus menerus menghabiskan ular

ular ciptaan Indrajit. .Akhirnya Wibisana melepaskan panah saktinya, yaitu Panah Indrasta ke arah Indrajit,

maka Indrajit,satria Bikungkungpura pun tewas, dan berangsur angsur berubah menjadi mega. Indrajit yng

diciptakan  dari mega oleh Wibisana,kembali menjadi mega.


Dengan tewasnya Indrajit, maka ular ular yang menyerang pasukan Pancawati pun lenyap. Namun prajurit

yang terkena gigitan ular beracun tetap sekarat, dan butuh pertolongan cepat. Wibisana memerintahkan

Anoman untuk mencari  sejenis daun sandiloto, yang banyak tumbuh di Bukit Arga Jampi,sebuah bukit kecil

di dekat Gunung Maliyawan.


Anoman menjadi gugup ketika melihat Prabu Rama dan Laksmana tergeletak pingsan tak sadarkan diri.

Wibisana terus merawat keduanya dengan baik. Memang serangan Indrajid membawa korban yang sangat

besar. Banyak para punggawa juga para perajurit yang terkapar tidak berdaya. Anoman segera berangkat.

Sesampai di Gunung Maliyawan, Anoman menemukan bukit yang dimaksud oleh Wibisana.


Karena pada waktu berangkat, Anoman menjadi gugup,sehingga ia lupa tidak meyakinkan lagi,  nama daun

apa yang tadi diminta oleh Wibisana.  Setelah sampai dibukit Maliyawan. Anoman jadi bingung, ia sudah tidak

ingat daun apa yang diminta Wibisana. Akhirnya Anoman  mengangkat bukit Argajampi beserta seluruh

tanaman  yang ada di atasya dan dibawanya kembali ke daerah pertahanan Pancawati.Wibisana mengambil

daun daunan yang diperlukan untuk menawarkan racun ular berbisa. Para Perajurit dan punggawa, yang

terkena serangan ular berbisa, termasuk juga Prabu Rama dan Laksmana Widagda. setelah mendapat

perawatan,  dengan daun dimaksud, mereka terbangun dari pingsannya, dan sembuhlah mereka semua,

termasuk Prabu Rama dan Laksmana yang telah siuman kembali.


Catatan ; Mengenai putera putera Prabu Dasamuka, banyak versinya. Versi lain mengatakan, bahwa Bukbis.

Pratalamaryam dan Trinetra adalah nama satu orang. ***



SELESAI